Minggu, 28 Juni 2015

Upaya Antisipasi Ancaman Kemarau dan Kekeringan

BNPB (28/6), dalam 2 bulan ini wilayah Indonesia mengalami kondisi cuaca yang semakin kering serta meningkatnya titik api di berbagai wilayah.

Wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Papua bagian selatan, Maluku bagian selatan dan sebagian Sulawesi Selatan kondisinya kering. Rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm per bulan, bahkan di Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB curah hujan kurang dari 50 mm.

Beberapa daerah telah mengalami kekeringan seperti Purbalingga, Gunung Kidul, Wonogiri, Tuban, Bojonegoro, Boyolali, Lombok Utara dan NTT.

Sebagian besar wilayah di Sumatera juga kering hingga sedang. Menurut BMKG, musim kemarau akan mencapai puncak pada September mendatang. Terbatasnya curah hujan di Riau juga telah menyebabkan titik api terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. 

Pada Minggu (28/6), satelit Modis memantau 207 titik api di Sumatera, dimana 71 titik api berada di Riau. Di Pelawan 24, Rokan Hilir 18, Bengkalis 9, Indragiri Hilir 6, Dumai 5, Siak 3, Indragiri Hulu 3, sedang di Kuansing, Meranti, Kampar masing-masing 1 titik. 

Luas lahan terbakar 142 hektar. Petugas gabungan dari Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan relawan telah berhasil memadamkan 69 hektar. Sedangkan 73 hektar belum dapat dipadamkan. Penyebab kebakaran adalah dibakar untuk pembersihan dan pembukaan lahan. 

Hujan buatan yang dilakukan BPPT bersama BNPB dan TNI AU sejak Senin (22/6) hingga sekarang mengalami kendala karena tidak tersedianya awan-awan potensial di atmosfer yang layak untuk di semai dengan bahan NaCL. Jumat (26/6) dan Sabtu (27/6), tidak dilakukan penerbangan menyemai awan, hingga hari ke enam pelaksanaan hujan buatan baru dilakukan 4 kali penerbangan dengan menerbarkan 9.2 ton bahan NaCL dengan pesawat terbang CN 295 TNI AU di ketinggian 11.000 13.000 kaki di wilayah Riau.

Berdasarkan titik pola api tahun 2006-2014, di Sumatera - Kalimantan, jumlah titik api akan terus meningkat hingga Oktober mendatang. Puncak titik api pada September, semua unsur baik pemerintah, pemda, dunia usaha, dan masyarakat untuk selalu mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. (info BNPB)

Sabtu, 13 Juni 2015

GEMPA PATAHAN PADA DINI HARI, MENGGUNCANG SOLOK SELATAN

Dini hari pukul 02.54.21 wib (13/6) gempa yang berada pada jalur patahan mengguncang wilayah Solok Selatan dan sekitarnya. Menurut catatan BMKG gempa tersebut berkekuatan 5.1 skala richter dengan kedalaman 10 km dan tepatnya berada di 22 km sebelah Baratdaya Solok Selatan (1.51 LS - 101.09 BT). Gempa ini cukup dirasakan dengan skala II-III MMI di Muaralabuh - Solok Selatan, dan skala I-II MMI di wilayah Kota Padang.

Satu bulan sebelumnya, gempa yang berada pada jalur patahan di Sumatera Barat pernah terjadi pada tanggal 16 Juni 2015 dengan kekuatan 6.1 skala richter yang juga terjadi dini hari pukul 03.26.55 wib. Dan menurut sejarah kegempaan yang berada di wilayah

Menurut ahli kegempaan gempa yang terjadi pada dini hari tersebut merupakan gempa patahan yang berlokasi pada segmen Suliti, dan pernah terjadi dengan skala yang cukup besar pada kekuatan 7.1 skala richter di tanggal 09 Juni 1943 dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada bagian utara segmen hingga Muaralabuh. 

Pada saat ini hampir separoh dari jumlah penduduk Solok Selatan berada pada jalur patahan di Segmen Suliti ini. 

Menurut data populasi penduduk tahun 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk kabupaten Solok Selatan berjumlah 153.943 jiwa, itu berarti jumlah penduduk terancam hampir separoh jumlah tersebut berkisar 70.000 jiwa yang berada pada jalur patahan Segmen Suliti.

Posisi Segmen Suliti berada di Ujung Utara segmen berada pada danau Diatas dan danau Dibawah dengan lebar zona 4 km pada wilayah tersebut. Patahan Sumatera pada segmen ini menelusuri lembah sungai Suliti ke Tenggara hingga anak-anak sungai Liki di baratlaut gunung Kerinci, dengan panjang total 90 km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,4.



Jumat, 12 Juni 2015

Jumat; Ratusan Hektar Lahan Pertanian dan 5 Rumah Rusak Akibat Hujan Dini Hari

Jumat 12 Juni 2015, sejak dini hari wilayah Sumatera Barat diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Hujan yang disertai angin kencang tersebut berdurasi kurang lebih lima jam dan membawa dampak di beberapa daerah kabupaten/ kota. Total terdapat 2 rumah masyarakat mengalami rusak kategori sedang akibat tertimpa pohon yang tumbang dan ratusan hektar lahan pertanian dan perkebunan rusak akibat terendam banjir.
Dari hasil laporan di tiap BPBD yang berada di kabupaten dan kota, Pusdalops PB BPBD Provinsi Sumatera Barat menginformasikan sebanyak 5 Kabupaten/ Kota terdampak akibat banjir dan terpaan angin kencang diantaranya; Kabupaten Agam terdapat 2 kejadian; longsor yang menghambat akses jalan kabupaten antara lintas Lubuk Basung - Bukittinggi, tepatnya di jorong Muko nagari Tanjung Sani kecamatan Tanjung Raya dengan panjang 50 meter dan ketinggian 3 meter. Kejadian tersebut pada pukul 10.15 wib dan telah dilakukan pembersihan oleh petugas gabungan dan alat berat dari PU. Sore hari jalan sudah bisa di buka kembali. Selain itu banjir menyebabkan lahan perkebunan sawit terendam seluas kurang lebih 900 hektar, lahan jagung seluas 300 hektar dengan ketinggian banjir antara 30 hingga 50 cm. sekitar 10 unit rumah masyarakat juga sempat terendam. Kejadian tersebut sekitar pukul 09.00 wib di desa Pasir Durian nagari Manggopoh kecamatan Lubuk Basung,sore hari air sudah surut kembali dan masyarakat telah beraktifitas kembali.

Di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, hujan lebat disertai angin kencang juga terjadi pada pagi hari yang menyebabkan 1 unit rumah milik Bu Jun 50th sekitar pukul 05.25 wib rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Kondisi pada siang hari telah dilakukan pembersihan oleh petugas.

Kabupaten Pasaman Barat dari pukul 02.00 wib dilaporkan akibat hujan tersebut menyebabkan batang air sungai Periuk dan sungai Haji di jorong Kasik Putih Air Haji nagari Sungai Aur kecamatan Sungai Aur sempat meluap hingga mengakibatkan 10 unit rumah dan 1 sekolahan terendam. Selain itu pada batang sungai Bayang jorong Koto Sawah nagari Ujung Gading kecamatan Lembah Melintang, 1 unit rumah hampir roboh, akses jalan di jorong Koto Sawah nagari Ujung Gading mengalami terban. Petugas terpaksa mengevakuasi masyarakat ketempat yang lebih aman. Luapan air tersebut menggenangi dan juga menghambat akses jalan dari Simpang Ampek ke Ujung Gading dengan ketinggian berkisar 1 meteran. Sekitar pukul 11.00 wib air sudah mulai surut dan akses jalan sudah bisa dilalui kembali.

Di Kabupaten Sijunjung terjadi longsor di kanagarian Durian Gadang kecamatan Sijunjung menyebabkan 2 unit rumah warga mengalami rusak sedang akibat tertimpa longsoran dengan ketinggian sekitar 15 meter yang juga menghambat akses jalan sepanjang 25 meter. Untuk korban jiwa nihil dan taksiran kerugian berkisar Rp. 80 juta. Selain itu di kanagarian Lubuk Taratang kecamatan Kamang Baru 1 buah jembatan mengalami kerusakan sepanjang 150 meter dengan taksiran Rp. 680 juta.

Dikabarkan juga hujan pada pagi hari itu air terjun Lembah Anai mengalami peningkatan debit air dan luapannya sampai ke badan jalan yang biasa dilewati pengguna jalan antara Padang Pariaman menuju Padang Panjang.

Pada tanggal 10 Juni 2015 di Kabupaten Padang Pariaman, hujan lebat dan disertai angin kencang juga mengakibatkan 1 unit rumah milik Syafrizal 46th di korong Talao Bawah nagari Kudu Ganting kecamatan V Koto Timur tertimpa pohon tumbang. 2 orang mengalami luka ringan. BPBD Kabupaten Padang Pariaman menaksiran kerugian yang ditimbulkan berkisar Rp. 7,5 juta.

Sumatera Barat dari beberapa bulan ini selalu diselimuti hujan dengan intensitas ringan-sedang hingga lebat, hampir ke 19 kabupaten dan kota terimbas dampaknya berupa banjir dan longsor. Untuk itu baik para Petugas Penanggulangan Bencana beserta masyarakat harap tetap waspada dan selalu bersiaga dalam menghadapi kondisi tersebut.

BMKG Sumatera Barat secara kontinyu telah menyampaikan ke berbagai instansi terkait mengenai peringatan dini dan prediksi cuaca yang terjadi dalam tiap jamnya, dan hal ini selalu dipantau dan ditindak lanjuti oleh para petugas keebencanaan terutama di lingkup BPBD wilayah Sumatera Barat. (Gst)

Kamis, 11 Juni 2015

WORKSHOP PENANGANAN LOGISTIK BENCANA OLEH WFP

antusias peserta
Sore ini, Kamis (11/6) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat menutup acara workshop Pembentukan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana Sumatera Barat di Axana Hotel Kota Padang. Sebagaimana dalam kegiatan penanggulangan bencana sesuai amanat Undang-Undang no: 24 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan keterkaitan Perka BNPB no: 10 tahun 2008 tentang Sistim Komando Tanggap Darurat Bencana, diantaranya adanya pembagian klaster-klaster penugasan dalam operasi penanganan darurat bencana disaat Siaga Darurat - Tanggap Darurat - Transisi Darurat hingga ke tahap Pemulihan. Sistim komando dalam Klaster Logistik memiliki peranan langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana.

Klaster Logistik adalah sekumpulan organisasi baik dari masyarakat, pemerintah dan dunia usaha yang bekerja bersama-sama untuk meningkatkan respon bidang logistik pada status keadaan darurat. 

Dalam Peraturan Kepala BNPB no:10 tahun 2012 tentang Pengelolaan Bantuan Logistik pada Status Keadaan Darurat Bencana, Klaster Logistik bertujuan; membangun koordinasi dan kolaborasi dari masyarakat, pemerintah dan dunia usaha untuk kesiapan dan ketersediaan logistik, meningkatkan respon logistik pada status keadaan darurat, mengidentifikasi kesenjangan, hambatan dan duplikasi di bidang logistik penanggulangan bencana.

Sedangkan dalam tugasnya; mengumpulkan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi tentang logistik, menyusun dan mengembangkan rencana operasi di bidang logistik, memberikan saran dan bantuan teknis, memberikan fasilitas dan mobilisasi logistik yang diperlukan dan mengkoordinasikan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha di bidang penanggulangan bencana.

Untuk itu dalam menjalankan tugasnya, bagian Klaster Logistik PB diperlukan adanya penguatan kapasitas dalam sistim penanggulangan bencana terutama dalam pengelolaan logistik serta potensi sumber daya manusia yang tersedia di daerah bencana tersebut.  

Perancangan sturuktur kerja, tahap-tahap penugasan yang akan diemban dari masing-masing lembaga/ instansi terkait logistik serta pengelolaan dan sistematikanya diperkenalkan dalam workshop yang dihadiri sebanyak 35 peserta yang terdiri dari berbagai unsur pemerintahan dan non-pemerintahan diantaranya; unsur TNI; AU,AL,AD, Polri, BPBD; Provinsi Sumbar, Kab. Solok, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Agam, Kota Padang, Kab. Pasaman Barat, Kota Pariaman, Kab. Pariaman, Kab. Mentawai, Dishub, Pusdalops PB, TRC PB, AIFDR, Mercy Corp, Caritas, dan Kemahasiswaan. Dalam capaiannya nanti diharapkan lembaga yang telah terhimpun ini dapat dilegalisasi oleh kepala daerah baik di tingkat Provinsi serta di tingkat Kabupaten/ Kota.

Peserta workshop WFP Emergency Preparedness and Response
(Axana Htl, Padang 11/6/15)

Menurut R. Pagar Negara, SH. MM selaku Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumatera Barat, rencana kedepan di pertengahan bulan Juli 2015 Lembaga WFP/ World Food Programme https://www.wfp.org/countries/indonesia yang di dukung oleh BPBD Provinsi Sumatera Barat akan melaksanakan tahap lanjutan yaitu berupa kegiatan simulasi dengan jumlah peserta yang diundang saat ini dan akan menambah peserta dari tiap kabupaten/ kota se Sumatera Barat. (Gst)

Jumat, 05 Juni 2015

PRAKIRAAN CUACA DAN POTENSI BENCANA SUMATERA BARAT BULAN JUNI 2015

Stasiun Klimatologi Sicincin - Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) sebagai instansi teknis yang salah satu tugasnya memantau dan menganalisa kondisi iklim dan cuaca telah mengeluarkan perkiraan Musim dan sifat hujan di Sumatera Barat. Berdasarkan Laporan BMKG, prediksi Sifat hujan hujan ini merupakan perbandingan nilai rata-rata curah hujan selama 30 tahun pada bulan yang sama dan lokasi yang sama, dengan kriteria Atas Normal (perbedaan >115%), normal (85% - 115%) dan di Bawah Normal (<85).

Prediksi untuk bulan Juni 2015, hujan di wilayah Sumatera Barat diperkirakan :
1. Bersifat di Atas Normal meningkat pada sebagian wilayah barat Sumatera Barat
2. Bersiafat Normal di wilayah bagian timur
3. Bersiafat di bawah Normal di sebagian wilayah Kota Padang dan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

Sementara itu distribusi hujan bulanan pada bulan ini diperkirakan dengan curah hujan menengah bekisar pada 101 - 300 mm, dengan rincian sebagai berikut (penulis sengaja menambahkan istilah Level I, II dan III pada curah hujan menengah berdasarkan pembagian dalam laporan BMKG sekedar untuk mempermudah penyebutan) :

1. Curah Hujan 101 - 150 mm (Menengah Level I)
Meliputi wilayah Kab. Pasaman (Rao), Kob. 50 Kota (tanjung Pati, Luhak), Kab. Tanah Datar (Batu Sangkar, Ramban, Padang Ganting), Kota Sawahlunto, Kab. Sijunjung, Kab. Solok (Solok, Aahan panjang), Kab. Dharmasraya (Sitiung).

2. Curah Hujan 151 - 200 mm (Menengah Level II)
Meliputi sebagian wilayah Kab Pasaman bagian Utara, Kab. 50 Kota (Muara Paiti, Pangkalan, Suliki), Kota Payakumbuh, Kab. Agam (Lubuk Basung, Palembayan, Palupuh), Kab. Padang Pariaman (Pilubang), Kab. Solok (Sukarami), Kab. Pesisir Selatan (Batang Kapas, Tapan, Lunang), Kab. Solok Selatan (Muara Labuh), Kab. Dharmasraya (Sei Dareh).

3. Curah Hujan 201 - 300 mm (Menengah Level III)
Meliputi Kab. Pasaman Barat, Kab. Pasaman (Lb. Sikaping, Bonjol, Petok), Kab. 50 Kota (Koto Tinggi), Kab. Agam (Tiku, Matur), Kab. Padang Pariaman (Pilubang, Sicincin, Tabing, Kandang Ampek), Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kab. Pesisir Selatan (Tarusan, Bayang), Kab. Solok Selatan (Lubuk Gadang), Kota Pariaman.

Berdasarkan perkiraan sifat dan curah hujan BMKG tersebut tidak menutup kemungkinan pada bulan Juni ini akan terjadi bencana alam seperti bencana alam terutama bencana alam meteorologi seperti banjir, longsor/gerakan tanah, serta banjir bandang. Untuk itu perlu kiranya para pengambil kebijakan dan petugas yang bergerak dibidang kebencanaan untuk mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana tertama pada wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan Menengah level III (201 - 300 mm).

Kawasan dengan potensi Curah Hujan Menengah terutama Menengah Level III pada daerah-daerah yang berada pada dataran rendah dengan drainase buruk dan daerah limpasan sungai mungkin saja akan terjadi banjir saat intensitas hujan tinggi.

Sementara itu daerah-daerah dengan tingkat potensi gerakan tanahnya tinggi dapat terjadi longsor saat intensitas hujan tinggi. Oleh karena itu Data wilayah potensi gerakan tanah yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) perlu kiranya disandingkan dengan data prediksi curah hujan di atas untuk mendapatkan didapatkan analisa dengan resolusi yang lebih tinggi sehingga diketahui wilayah-wilayah prioritas yang perlu di pantau dan disikapi lebih lanjut untuk mitigasi dan kesiapsiagaan.


Berikut adalah wilayah-wilayah berpotensi gerakan tanah hasil penyandingan Informasi Prakiraan Curah Hujan Bulan Juni dari Stasiun Klimatologi Sicincin -BMKG dengan tabel Wilayah Potensi Gerakan tanah dari PVMBG:
  1. Kabupaten Agam : Matur, Palembayan, Simpang Alahan Mati
  2. Kabupaten Pasaman Barat : Talamau, Gunung Tuleh, Bagian Barat wilayah II Koto
  3. Kabupaten Pasaman : Bonjol, Lubuk Sikaping, Bagian Selatan Wilayah Mapat Tunggul Selatan
  4. Kabupaten Pesisir Selatan : Bayang, Tarusan
  5. Kabupaten Padang Pariaman : Kayu Tanam, Patamuan, Batang Anai
  6. Kota Padang : Bungus Teluk Kabung, Padang Selatan, Lubuk Kilangan, Pauh, Kuranji.

Dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan pelaksanaan upayan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, perlu kiranya memperhatikan prakiraan cuaca dan melakukan pemantauan secara intensif terhadap cuaca, pergerakan awan dan hujan terkini beserta kecenderungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakses website BMKG, PVMG dan Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa) LAPAN.

(YSR)

Kamis, 04 Juni 2015

HANYUT SAAT MANDI-MANDI DI PANTAI PURUS

pencarian korban hanyut
(pantai Purus Padang 4/5)
Padang. Kejadian orang hanyut di Pantai Purus Kota Padang 1 orang dinyatakan hilang terseret arus gelombang. Korban bernama Wanto 21 tahun pekerjaan dagang berdomisili mengontrak di daerah GOR H. Agus Salim Padang. Sedang teman seprofesinya bernama Safril 32 tahun berhasil diselamatkan oleh warga setempat dengan kondisi sudah lemas saat terseret gelombang dan segera dilarikan ke RSU. M. Jamil Kota Padang guna dilakukan perawatan.
Kejadian tersebut pada sore hari dimana masyarakat banyak yang sedang melepaskan penat dengan bermain-main dipinggiran pantai dan ada yang berkesempatan untuk mandi-mandi bersama rekan-rekannya.
kondisi korban selamat saat dirawat di RSUP M Jamil Padang
Selain di Pantai Purus, kejadian serupa Kamis sore (4/6)  juga terjadi tidak jauh di lokasi kejadian pertama. 4 orang yang sedang bermain-main dipinggir pantai daerah Taman Budaya sempat terseret arus gelombang, ketiga orang beruntung selamat dihempaskan kembali oleh gelombang ke pinggir pantai, sedang 1 orang sempat diseret gelombang, beruntung masyarakat sekitar mengetahui dan melakukan pertolongan, korban juga dilarikan ke RSU M. Jamil Padang, menurut informasi dari Tim TRC BPBD Provinsi Sumatera Barat kondisi korban malam ini sudah pulih dan kembali pulang.
Kondisi Cuaca Sumatera Barat sore hari sempat mengalami hujan ringan dan menurut informasi cuaca  dari BMKG cerah berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang. Sedangkan arah angin dari Timur-Tenggara menuju Barat-Baratlaut dengan kecepatan rata-rata 05-10 km/jam dan kecepatan maksimal mencapai 38 km/jam. Itu berarti korban yang dinyatakan hanyut diprediksi terbawa arus menuju barat atau barat laut dari titik lokasi kejadian.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari; Basarnas, BPBD Provinsi Sumbar, BPBD Kota Padang, Padang Bywatch, Pol PP Kota Padang, Polri beserta masyarakat saat mendapat laporan dari warga bergerak melakukan pencarian korban dan bila belum diketemukan malam ini, akan dilanjutkan pada pagi hari. (gst)